PHOTO FACE-OFF

Galuh, sosok yang santai dan gemar petualangan, melihat fotografi sebagai alat pengusir kejenuhan dari aktivitas kehidupan sehari-hari.

Sebagai seorang penggila dunia wisata dan sepeda motor, pemuda berumur 32 tahun ini telah menjejakkan kakinya di berbagai tempat di Indonesia, demi mencari spot yang indah untuk difoto.

Galuh sebelumnya sudah pernah dua kali menjadi finalis Canon Photo Marathon di Yogyakarta, Indonesia pada tahun 2012 dan 2014. Photo Face-Off merupakan kesempatan baginya untuk mempelajari berbagai teknik fotografi dan semakin mengasah kemampuan.

Kyra adalah peserta termuka dalam seri kompetisi Photo Face-Off yang memberikan dimensi baru dalam pertandingan ini.

Pelajar berusia 15 tahun yang berasal dari Bandung ini sangat senang melihat orang lain tersenyum saat melihat foto-foto karyanya. Kyra adalah kebanggaan bagi keluarga dan sekolah.

Justin Mott harus berhati-hati! Pelajar SMA ini adalah salah seorang fotografir amatir yang sangat berbakat dalam Photo Face-Off kali ini, dengan prestasi 30 penghargaan dari berbagai kompetisi baik pada tingkat nasional, daerah maupun internasional.

Nadya pertama sekali terjun dalam dunia fotografi saat menjadi anggota klub fotografi di sekolah. Kegiatan tersebut ternyata tidak hanya sekadar hobby bagi pemudi berusia 19 tahun ini.

Bagi Nadya, fotografi adalah sebuah sarana melampiaskan kreativitas serta emosi tanpa harus berkata-kata. Nadya dapat melihat berbagai perspektif dan memahami arti tersembunyi dari sebuah foto.

Fotografi juga telah berhasil membuat semangat bertanding Nadya menyala. Tidak heran jika Nadya telah pernah menjuarai kompetisi Canon PhotoMarathon tingkat pelajar pada tahun 2015 dan 2016.

Kecintaan Sony pada fotografi berawal saat dia mengambil foto untuk pertama sekali waktu berumur 10 tahun. Sejak itu, kecintaannya terus berkembang dan Sony memutuskan membeli kamera dari pasar loak untuk memperdalam ilmunya melalui uji coba berkali-kali tanpa mengenal lelah.

Pemilik toko yang berusia 33 tahun ini sekarang telah berubah menjadi sangat kompetitif, dan melihat tantangan maupun masalah dalam fotografi sebagai misteri yang harus dipecahkan. Tidak heran jika Sony telah pernah dua kali mengikuti kompetisi Canon PhotoMarathon, dan bahkan sampai menjadi finalis dalam CPM Surabaya tahun 2016.

Meskipun sebagai salah peserta termuda dalam Photo Face-Off 4, dan baru saja menyelesaikan pendidikan SMP, Andy tidak dapat dipungkiri lagi memiliki kepercayaan diri yang tinggi.

Kepercayaan diri yang begitu tinggi didukung oleh kepribadian yang matang dan keahliannya dalam menggunakan kamera. Pada tingkat Junior, Andy telah memenangkan Hadiah Pertama Canon PhotoMarathon tahun 2014 dan 2015.

Bagi Andy, dengan melihat dunia melalui viewfinder, Andy mendapatkan sudut pandang baru dan memberi semangat pada dirinya untuk mengambil foto yang lebih baik daripada yang sebelumnya.

Hanan mungkin memiliki ukuran badan yang kecil, tetapi kecintaan dan minatnya yang begitu besar dalam fotografi jauh lebih besar daripada ukuran badannya. Pelajar berusia 18 tahun ini tidak pernah gentar menghadapi petualangan maupun pengalaman baru, dan tidak akan membiarkan dirinya dikalahkan dengan mudah.

Bagi Hanan, kamera adalah perpanjangan dirinya sendiri. Kamera adalah semangat dalam dirinya dan dengan kamera, Hanan memiliki hubungan yang lebih dalam daripada dengan hal ataupun orang lain dalam kehidupannya.

Dengan penuh rasa bebas, Hanan melakukan segalanya dengan kamera, mengabadikan setiap saat yang menurutnya berharga dan pantas diabadikan.

Menurut Safuan, saat ingatan kita tidak berfungsi sebagaimana mestinya, fotografi menawarkan sebuah jalan keluar untuk mengabadikan saat-saat penting yang dapat kita bagi bersama orang lain di seluruh dunia.

Walaupun Safuan lebih menganut aliran romantis dalam fotografi, pemuda bersuara lembut ini juga adalah pencinta petualangan dan penyelam scuba, dan tentu fotografer yang patut dipertimbangkan dalam kompetisi.

Pekerja lepas berusia 32 tahun ini sangat menikmati detik-detik saat memenangkan penghargaan atas foto-fotonya dalam kompetisi. Safuan telah mengalahkan setidaknya dua ribu peserta dalam perlombaan Canon PhotoMarathon Kuala Lumpur tahun 2016.

Fotografi adalah cara Cheryl dalam masa-masa sulit bersekolah, khususnya saat Cheryl mengalami depresi.

Bagi Sheryl, fotografi adalah sarana menyalurkan emosi yang tidak dapat dilakukan dengan kata-kata.

Hari ini, pencinta fotograi ini merupakan nama yang tidak asing lagi dalam media sosial, dan juga pemilik usaha bisnis online yang menjual perhiasan buatan tangan. Sebagai seorang fotografer otodidak, Sheryl banyak bereksperimen dengan berbagai cara dalam mengambil foto, dan sangat senang dengan foto-foto keindahan alam.

Minat Blaine pada fotografi bermula saat menjadi jurnalis foto di sekolah.

Pelajar fakultas kedokteran ini melihat jurnalisme foto layaknya dunia kedokteran, yaitu sebuah profesi yang mulia dan karir yang memungkinkan dirinya menolong orang-orang di sekitar.

Walaupun tidak memiliki kamera canggih oleh karena keterbatasan dana, kecintaan Blaine pada fotografi tidak pernah padam. Blaine telah mengabadikan berbagai keindahan alam dengan smartphone.

Sebagai seorang pencinta petualangan, seni dan olahraga, Janos senantiasa mencari hal-hal yang baru. Pekerjaannya sebagai seorang perawat telah memberi Janos kesempatan melihat banyak hal dalam hidup ini. Mengabadikan saat-saat penting melalui fotografi adalah cara bagi Janos untuk melepaskan segala kepenatan dan menjelajah sisi kreativitasnya.

Janos menikmati segala jenis fotografi, khususnya aliran yang memiliki elemen lanskap dan travel dengan perspektif baru.

Photo Face-Off 4 merupakan batu loncatan bagi fotografer berbakat ini dalam perjalanannya meniti karir sebagai seorang seniman.

Bagi Mary Princess, fotografi adalah cara kembali melintasi ruang waktu dan melihat kembali saat-saat indah di masa lalu. Fotografi juga adalah pengingat bagi kita untuk selalu menghargai setiap detik dalam kehidupan.

Creative services supervisor ini tidak sabar untuk bertarung melawan fotografer pro seperti Justin Mott dan menguji kemampuannya.

Sebagai seorang storyteller alami, pencinta film dan video blogging juga berharap dapat mengabadikan foto yang berdampak pada kehidupan masyarakat banyak.

Saat masih anak-anak, Michelle menyaksikan sendiri keindahan fotografi dari sang ayah, seorang fotografer handal yang dengan setia mengabadikan masa indah kanak-kanak Michelle dalam sebuah film.

Saat ini, sales manager berusia 25 tahun ini mengasah keahliannya dengan bergabung bersama klub fotografi. Michelle juga bukanlah seorang yang asing juga sebagai pemenang berbagai kejuaraan fotografi.

Michelle bermimpi suatu hari dapat mewakili negaranya dalam ajang internasional. Tujuan puncaknya adalah menyadarkan orang-orang untuk berhenti sejenak dan melihat keindahan setiap detik kehidupan dan menyentuh hidup berbagai orang melalui foto.

Mulai dari menyelenggarakan pameran foto sendiri, sampai mengajak para seniman untuk berkolaborasi dalam proyek pribadi, Jasbir adalah sosok langka dari orang-orang berkomitmen tinggi dalam seni fotografi.

Sales manager berusia 28 tahun ini mulai mendalami fotografi dua tahun lalu sebagai jalan mengungkapkan sisi seni dalam dirinya, dan seiring perjalanan waktu telah membentuk suatu jati diri baru. Jasbir berharap jati diri baru yang dimilikinya semakin nyata saat mengikuti Photo Face-Off.

Kreativitas adalah sifat alami Joyce sebagaimana Joyce telah meniti karir dalam industri kreatif untuk jangka waktu yang cukup lama.

Akan tetapi, pekerja lepas ini cukup terlambat untuk berkecimpung dalam dunia fotografi. Fotografi adalah bidang yang baru didalaminya lebih kurang satu tahun yang lalu. Sejak itu, kamera adalah teman baik bagi wanita berusia 42 tahun ini.

Joyce sangat suka mengabadikan saat-saat candid, ekspresi manusia dan keindahan yang tersembunyi di balik kekacauan kehidupan sehari-hari orang-orang yang menjadi obyek fotonya. Dengan turut serta dalam Photo Face-Off, Joyce telah keluar dari zona nyamannya untuk berkembang menjadi seorang seniman serta dirinya sendiri.

Bagi banyak orang, fotografi hanya sekadar hobby atau bentuk kreatif pengungkapan diri; bagi Dean, fotografi adalah sebuah proses belajar sepanjang hidup.

Terinspirasi oleh para fotografer dokumenter dunia dan minat mereka yang dalam akan bidangnya, content producer berusia 33 tahun ini mulai mengasah keahliannya dengan mengikuti ajang-ajang lokal.

Pada tahun 2015, Dean berhasil mengalahkan 2.600 peserta lain dalam Canon PhotoMarathon Singapore, dan membawa pulang hadiah utama dalam kategori terbuka dengan tema 'Defy Your Imagination'. Bagi Dean, Photo Face-Off adalah kesempatan besar untuk menguji kemampuannya lebih jauh lagi.

Seorang penggila dunia travel, olahraga, musisi semi profesional dan yang terutama, fotografer – Siva adalah sosok dengan berbagai peran. Adapun semua minatnya tersebut bersumber pada satu hal – keinginan bercerita kepada orang banyak.

Digital marketer berusia 38 tahun ini adalah seorang fotografer otodidak dengan karakter pemberontak yang telah banyak dikenal tidak gentar melawan segala konsep-konsep konvensional fotografi.

Tujuannya – berbagi pandangannya kepada seluruh dunia dan mengubah pola pikir akan definisi fotografi.

Seorang traveller handal dan bagian dari penduduk dunia, Nhi telah mengabadikan keunikan aneka budaya setiap tempat yang dikunjunginya. Cakap dalam dunia digital dan film, mahasiswa yang mampu berbicara dalam banyak bahasa ini melihat fotografi sebagai alat sosial yang mampu mendobrak setiap dinding. Menurutnya, sebuah foto mampu melampaui berbagai keterbatasan bahasa dan merupakan sarana paling efektif bagi seorang fotografer dalam berbagi visi dengan para pemirsa.

Melalui fotografi, pemenang Canon PhotoMarathon Hanoi 2016 ini berharap dapat berbagi kebudayaan Vietnam kepada seluruh dunia.

Sebagai seorang makeup artist, Trang memiliki kemampuan yang tajam dalam melihat keindahan orang lain, dan hal ini tampak nyata dalam prinsip fotografi yang dianutnya – membawa dan menampilkan keindahan lingkungan sekitarnya.

Trang adalah seorang fotografer yang handal, baik dari segi teknis maupun presentasi cerita. Penggemar foto amatir ini juga berhasil menjadi juara 2 dalam Canon PhotoMarathon 2016 di Danang.

Kreativitas adalah sesuatu yang telah lama dimiliki oleh Thi Tang. Sebagai seorang graphic designer dan peminat video serta film, Thi Tang pertama sekali menceburkan diri dalam fotografi saat masih SMA; dan saat ini tetap memegang impian menjadi seorang fotografer acara pernikahan maupun potret profesional.

Setelah membawa pulang hadiah utama dalam Canon PhotoMarathon Vietnam 2016, Thi Tang melihat Photo Face-Off sebagai batu loncatan selanjutnya dalam mencapai impiannya.

Dalam mencapai impiannya tersebut, Thi Tang juga ingin menunjukkan kepada dunia bahwa seorang fotografer wanita dapat berprestasi dalam bidang yang didominasi oleh kaum adam.

Seorang penggemar kamera seperti pengakuannya sendiri, Andy selalu membawa kamera Canon 100D miliknya ke mana saja dia pergi. Fotografi adalah bagian dari diri Andy; sesuai penuturannya, Andy akan merasa tidak nyaman saat melihat sesuatu bukan dari viewfinder dan jika tidak mendengar suara klik shutter setiap hari.

Andy berprofesi sebagai seorang draftsman walau impiannya adalah menjadi seorang fotografer profesional. Pemuda berusia 22 tahun yang penuh percaya diri dan tangguh ini sebelumnya turut serta dalam Canon PhotoMarathon 2016, dan telah siap beranjak ke tahap berikutnya untuk membuktikan kemampuannya dalam Photo Face-Off.